05 Dec Tahukah Kamu ke Mana Ponsel Mati Berakhir?
Coba tengok laci meja kamu, apakah ada ponsel mati yang sudah tidak terpakai dan bingung ke mana akan membuangnya? Ya, sebagian besar orang Indonesia belum mengerti bagaimana membuang ponsel mati. Ponsel, serta barang elektronik lainnya yang telah rusak, biasanya ditumpuk di rumah, dijual ke pengepul, atau disatukan dengan sampah rumah tangga.
Ponsel mati tidak boleh dibuang secara sembarangan, lho. Limbah elektronik mengandung bahan-bahan beracun seperti polivinil klorida (PVC), timbal, barium, merkuri, dan brominated flame retardants (BFR). PVC biasa digunakan sebagai bahan pembungkus kabel dan BFR digunakan untuk papan sirkuit.
Bahan-bahan berbahaya tersebut bisa mencemari lingkungan melalui air, tanah, dan udara. Ini akan berdampak pada kesehatan manusia seperti anemia, keracunan pada ginjal, dan kanker. Seram, ya?
Nasib Limbah Elektronik
Celakanya, Indonesia berada di peringkat ke-9 sebagai penghasil sampah elektronik terbesar di dunia. Indonesia menghasilkan limbah elektronik 1,274 juta ton sepanjang tahun 2016. Jumlah ini terus meningkat setiap tahunnya.
Khusus untuk ponsel mati, Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta sudah mengumpulkan 5,32 ton sampah dengan jumlah limbah ponsel mencapai 1.700 unit sepanjang 2017 tahun saja!
Sebetulnya Indonesia memiliki fasilitas pengelolaan untuk pemisahan komponen elektronik yang mengandung mineral berharga, seperti emas, besi, alumunium, dan tembaga. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan merilis data ada empat wilayah tempat pemisahan komponen elektronik tersebut, yaitu Batam, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Tangerang.
Sayangnya, perusahaan pengelola limbah elektronik tersebut baru melayani sampah elektronik dari pabrik manufaktur saja. Mereka kesulitan mengambil sampah elektronik yang ada di rumah tangga, karena tidak mungkin mendatangi rumah satu persatu.
Yuk, Lakukan Langkah Kecil Ini!
Jika tidak mencemari lingkungan, hindari untuk membakar, membuang ke tanah, atau memecah ponsel sendiri menjadi komponen kecil. Prosedur yang tidak aman akan membahayakan diri kamu.
Kalau kamu tinggal di DKI Jakarta, kamu bisa mengumpulkan sampai elektronik dengan berat minimal 5 kg. Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta membuka layanan pengambilan sampah jika telah mencapai berat minimal tersebut.
Kamu bisa membuang sampah ponsel mati pada lembaga nonprofit yang menyalurkan sampah elektronik ke perusahaan pengelola limbah yang legal. Selain itu, terdapat tempat sampah khusus sampah elektronik (e-waste dropbox) di beberapa tempat, seperti di acara Car Free Day.
No Comments